Saturday, March 28, 2009

di dalam nota dengan bunyi kod C


sebenarnya bukan ini yang mahu kutanggung
berborak ku bergumpita dalam unggun-unggun kehidupan
bara kemerahan itu memberikan kepanasan
melaluinya nyawaku disambungkan
melaluinya jugalah roh-roh yang dambakan kehidupan
beratur menunggu jasad yang tidak diketahui identitinya
rakus kerna setiap nyawa ada
berpijak dalam setiap rezekiNYA
mengikut setiap takdirNYA
membangkitkan keinginan ku untuk mengetahui betapa sebenarnya dalam penciptaanku
disebalik hidup urat sendi tulang daging darah kulit NYAWAKU!
roh mana yang menghuni jasad, menjadi personalitiku; siapa?
dengan sebuah fakta yang mengatakan aku manusia; itu apa?
berhutang nafas degup kehidupan rezeki dari tanganNYA
menumpang tanah gedung alam hasil limpahan ciptaanNYA
namun masih sanggup ku melakukan walau sezarah dosa
masih tak malu ku meminjam walau tahu tak mampu membayar
masih berat untuk mengerjakan ajaran
itu masih satu kelemahan
perlukah naluriku meneruskan bisa
walau bunyinya seakan ku menentang
haruskah dibiarkan...
sehingga sampainya
adakah nanti bakal ku berteduh di pohon yang menyanyi riang
atau ditertawa seksa bara kehitaman?
jawapannya bakal ku tahu saat kematian!


170309
1141pm
seremban
*pertanyaan yang terlahir saat mendengar gubahan "Piano Concerto 21 In Chord C" oleh Mozart sebanyak 13 kali.




5 comments:

ZULKIFLI BIN MOHAMED said...

salam kenal saudara. saya tumpang membaca sajak-sajak saudara..., saya kira saudara berbakat.

ratnakesuma said...

kita manusia terlalu hina kerna terkadang kita lupa untuk berterima kasih dan sujud menyembah DIA.


kita biasanya akan mempersoalkan tentang nasib diri. tapi kita lupa.


kita sering lupa akan DIA.

Zura Firdaus B. Japri said...

Terima kasih Zulkifli

Anonymous said...

saya pun rasa saudara berbakat..kenapa saudara meminggirkan diri dari dunia yg fana ini..kembalilah saudara..kami menanti kepulanganmu...ridset pun sudah kembali..haha..

HajarAznam said...

aku kira aku faham maksu mu.... lebih faham apabila lagu yang sama dimainkan berulang-ulang kali..masih perasaan yan sama wujud di dalam hati..lalu tak mampu diluahkan dengan perlakuan maka dilahirkan dengan perkataan :)