Monday, August 25, 2008

TUNGGUL SEMALU

Tunggul semalu
berkurun terkedu
mula bicara
duri yang sepatut melindunginya
mungkir menyakiti kembali!

Mula-mula dia ingin bicara tentang dunianya
terbawa terus kepada cerita dirinya
dia sengsara
sukar untuknya teruskan bicara
payah memuntahkan pengakuan
dia ingin berlari
terus berlari
dia ingin menjauhi dunianya sendiri
dunia yang mana menjanjikan bahagia untuknya
dunia yang sepatutnya memberi rezeki untuknya
sayang…
Dunia itu kini yang menghimpitnya
terus tenggelam dalam kelam hitam
angan-angan dan impian yang dipendamnya
dari mula dia kenal akan dunianya!

Katanya lagi…

“aku lebih rela pedang itu menikam tubuhku daripada aku terus menjadi pemain dalam wayang yang diarahkan oleh bangsa manusia aku sendiri. aku lebih suka andai aku bisu dari terpaksa berbicara dialog yang sudah diaturkan untukku oleh mereka yang lebih banyak cakapnya dariku…”


Mendengar keluhan dan berontak hatinya
aku tuliskan puisi ini moga karyaku
ini menjadi satu sisa secebis memori semasa
rasa dendam dan derita sengsaranya ini
mungkin kelak menjadi ajaran buatku

“biarkan…biar…
Kita sebenarnya terkurung dan dikurung
sebenarnya kita sengaja mahu biarkan
diri,tubuh,rasa dan minda kita
berada dalam situasi tidak lena.
Memang kita sudah diajar untuk mengenal
A itu adalah aa dan 1 itu adalah satu,
sudah diajar ilmu itu adalah wahyu dan
ilmu itu berpunca dari guru.
Jadi biarkan kita menghirup nafas dari
udara yang tak tahu punca,
biarkan kita menjamah nasi dari beras
yang kita tak tahu dari tangan petani mana,
dan wang ringgit yang kita tak tahu halal
haramnya!”

Terima kasih semalu…
kau telah mengajarku…

No comments: